Pertama kali melihat poster film Goon, saya jujur tidak tertarik sama sekali. Apalagi melihat salah satu pemainnya Seann William Scott, aktor komedi yang tenar melalui film-film di antaranya American Pie (1999), Dude Where’s My Car (2000) dan Jack Ass 3D (2011). Namun ketika melihat beberapa film kritik favorit saya memberikan nilai cukup memuaskan, saya tergelitik untuk membuktikan penilaian mereka.
Goon berkisah tentang Doug Glatt, seorang pria dari keluarga keturunan Yahudi yang selama hidupnya merasa menjadi salah satu sumber kekecewaan orang tua. Kakak Doug adalah seorang dokter yang cukup sukses. Merasa tidak memiliki kepintaran cukup, Doug bekerja sebagai penjaga keamanan di bar atau bouncer. Doug bukan sembarang bouncer. Ia memiliki tinju ampuh melumpuhkan lawan sekali tonjok.
Karena hampir selama hidupnya ia merasa menjadi sumber kekecewaan keluarga dan orang sekitar, ketika Doug menemukan talentanya ini, Doug menggunakan talenta itu sebaik mungkin.
Suatu ketika Doug menonton pertandingan ice hockey bersama Ryan, teman main Doug yang suka memprovokasi dan mencacimaki pemain saat pertandingan (Jay Baruchel). Dalam ice hockey, adu jotos antar pemain menjadi hal biasa. Mereka yang memiliki tugas ini dijuluki goon. Nah, cacimaki Ryan ini menyulut amarah salah satu pemain yang menghampiri dengan niat membogem mulut pedas Ryan. Namun Doug menggagalkan niat ini ketika Doug membuat pingsan si pemain yang sedang naik pitam ini dengan satu pukulan! Aksi Doug menarik perhatian pelatih tim ice hockey Halifax yang akhir-akhir ini bereputasi payah. Tanpa buang waktu, pelatih langsung merekrut Doug sebagai goon. Tim ice hockey Halifax merekrut Doug untuk melindungi pemain terbaik mereka Xavier Laflamme (Marc-Andre Grondin) yang mengalami gegar otak tiga tahun lalu ketika diserang goon tim lawan Ross “The Boss” Rhea (Liev Schreiber). Sejak itu Laflamme trauma dan performanya di arena es semakin buruk.
Goon, tanpa menggurui, mengingatkan kita pada indahnya nilai-nilai kebersamaan. Tim yang bersatu adalah tim yang kuat. Hanya dengan kebersamaan, kita bersama-sama bisa mencapai tujuan. Begitulah kira-kira. Meski menerima berbagai macam penolakan memalukan dari Laflamme, Doug tidak pernah sekalipun membenci Laflamme. Karena hanya dengan bersatu, mereka bisa kembali mencapai puncak kejayaan Halifax.
Selama berkarir di Hollywood, Seann William Scott kerap memerankan seorang lelaki macho yang sering berkata jorok. Yah, seperti Stiffler di American Pie lah contohnya. Setelah 13 tahun mengambil peran-peran yang kurang lebih sama, Scott dalam Goon seperti banting setir menjadi aktor yang lebih serius dan memiliki emosi bernuansa. Transisi karir Scott ini bisa dibilang berhasil, mengikuti dua rekan seniornya Adam Sandler dalam Funny People dan Will Ferrell di Everything Must Go.
Karakter Scott, Doug, merupakan karakter yang menawan. Meski berperan sebagai “tukang pukul”, Doug bertuturkata sederhana namun rapi, berbicara sopan, menghormati sesama dan berhati lembut. A gentle giant – kata yang mungkin bisa menggambarkan seorang Doug Glatt. Kontradiksi inilah yang membuat karakter Doug begitu mencuri hati.
Goon terinspirasi dari kisah nyata pemain ice hockey asal Kanada, Doug Smith. Selain menjadi sumber inspirasi, Smith juga berkolaborasi menulis naskah Goon bersama aktor/penulis Jay Baruchel dan Evan Goldberg (Knocked Up, 50/50). Anda akan banyak tertawa mendengarkan dialog sederhana dan lucu karya mereka ini.
Meski sibuk dengan pekerjaan barunya, bukan berarti Doug tidak punya waktu untuk romansa. Awal terjalinnya hubungan antara Doug dan Eva tidak biasa. “Kamu cantik sekali,” kata Doug berkali-kali kepada Eva dalam pertemuan tak disengaja mereka di sebuah bar. Eva sudah punya pacar namun di akhir kencan mereka berciuman. Eva yang tidak bahagia dengan pacarnya akhirnya jatuh hati pada kepolosan dan ketulusan Doug. Hubungan dan cengkerama antara Eva dan Doug romantis namun tidak klise, bahkan terkadang lucu. “Doug, you make me want to stop sleeping with a bunch of guys,” kata Eva.
“Don’t judge a book by its cover.” Dalam hal ini, “don’t judge a film by its poster.” Goon – film indie bergenre komedi drama yang kadang brutal tapi sangat memuaskan.