Setelah The Notebook (2004) sukses meraih hati para penikmat kisah cinta dalam film, kini hadir The Fault in Our Stars (2014) yang pastinya bakal masuk dalam daftar film kisah cinta legendaris sepanjang masa. Continue reading The Fault in Our Stars
Category: Review
Dawn of the Planet of the Apes
Flu Simian mematikan mayoritas manusia di dunia, menyisakan sebagian kecil hidup karena tubuh yang imun secara genetik. Sebagian yang hidup ini tinggal di San Fransisco, Amerika Serikat. Continue reading Dawn of the Planet of the Apes
Bangun Lagi Dong Lupus
Menyenangkan. Itulah kata yang mungkin bisa menggambarkan Bangun Lagi Dong Lupus. Continue reading Bangun Lagi Dong Lupus
Anna Karenina
Dalam Anna Karenina, Tolstoy menggambarkan apa itu kebahagiaan sejati dan kebahagiaan semu. Continue reading Anna Karenina
Warm Bodies
“He’s still dead but he’s getting warmer.” Ia sudah mati tapi perilakunya semakin hangat. Itulah tagline film genre campuran Warm Bodies. Continue reading Warm Bodies
Test Pack: I’m Your Baby
Cinta, kebohongan putih, kesalahpahaman, cinta lama bersemi kembali, impian membangun sebuah keluarga, tekanan orang tua, perceraian, menjadi bumbu-bumbu drama dalam film karya teranyar Monty Tiwa: Test Pack I’m Your Baby. Continue reading Test Pack: I’m Your Baby
Soegija
“Seluruh pejabat bermental busuk di Indonesia perlu menonton Soegija. Sekian.” (Marissa Anita, Twitter, 10 Juni 2012)
Lovely Man
Empat belas tahun lalu, Saiful (Donny Damara) meninggalkan istri dan anaknya untuk menjalani hidup sebagai dirinya sendiri. Dulu Saiful seorang kuli membanting tulang di siang hari. Sekarang Ipuy mengenakan gaun merah ketat, riasan wajah tebal, berlenggak-lenggok di jalanan kota Jakarta di malam hari. Continue reading Lovely Man
Modus Anomali
Sutradara ini terakhir kali membuat film tiga tahun lalu dengan “Pintu Terlarang” (2009). Setelah sukses dengan teater komedi satir musikal “Onrop” pada 2011, sineas Joko Anwar kini kembali berkolaborasi dengan produser andalannya Sheila Timothy (Lifelike Pictures) dalam thriller suspense “Modus Anomali”.
Modus Anomali berkisah tentang seorang pemuda, John Evans (Rio Dewanto) yang menemukan dirinya tergeletak di hutan dalam kondisi lupa ingatan. Selagi menyusuri hutan lebat ini, ia perlahan kembali menyusun ingatannya dengan berbagai petunjuk. Petunjuk-petunjuk ini datang dalam bentuk yang aneh: sebuah kamera video berisi gambar dirinya, seorang perempuan hamil dan dua anak remaja yang sedang menikmati liburan. Video ini berakhir dengan gambar seorang pria berwajah tertutup menghujamkan belati ke perut sang perempuan ini.
Ketakutan menjadi korban pembunuh berdarah dingin ini, Evans berlari, menggelundung, bergumul dengan tanah di hutan asing ini. Bayang-bayang sang pembunuh bermasker medis ini terus menghantui. Dalam usahanya melarikan diri, sebuah panah menancap ke lengan Evans.
Kekuatan utama film ini ada pada plot dan naskah. Ketika Anda menonton Modus Anomali, bukan hanya John Evans saja yang berusaha melengkapi “puzzle”, Anda juga. Dari awal sampai akhir, Joko Anwar mengajak penonton untuk mengetahui apa yang terjadi melalui setiap petunjuk yang ia tanam pada setiap adegan – baik berupa barang mau pun pada dialog yang setiap karakter lontarkan. Biasanya kebanyakan penonton baru akan mengerti ketika cerita berakhir. Karena saat cerita berakhir, puzzle ini lengkap dan terlihat jelas “bentuknya”. Saya sarankan Anda menonton film ini tidak dalam keadaan lelah.
Ide cerita ini gila. “Yuk kita bikin film ini. Pakai iPhone aja bisa kok,” rayu Joko Anwar saat mengajukan ide film ini ke produser LifeLike Pictures Sheila Timothy. Dalam Modus Anomali, Joko Anwar mengajak Anda ke sudut tergelap pikiran mantan kritikus film Jakarta Post ini. “Saya waktu kecil senang main di hutan,” canda Joko ketika saya tanya dari mana ia dapatkan inspirasi “miring” ini.
Seluruh aktor Modus Anomali menggunakan bahasa Inggris. Aktor utama Rio Dewanto mengatakan kurang nyaman berakting dalam bahasa Inggris. Meski demikian, tidak memupuskan usaha Rio menampilkan performa semaksimal mungkin. “Yang pasti tetap fokus dan mengacu pada karakter John Evans yang saya temukan selagi workshop,” kata Rio.
Sembilan puluh persen isi film ini adalah Rio berlari dari satu sisi hutan ke sisi lain. Rio menghadapi tantangan peran ini dengan rutin nge-gym. Namun pria berwajah tampan dan bertubuh kekar ini tekuk lutut ketika berhadapan dengan laba-laba dan tikus. Ketika firasat jail muncul, tim syuting Modus Anomali akan menakut-nakuti Rio dengan makhluk berkaki delapan ke salah satu kru. “Saya memang dari kecil sudah fobia laba-laba,” kata Rio.
Modus Anomali adalah film Indonesia pertama yang menggunakan teknologi canggih kamera Red Epic. “Kita tidak mau kompromi kualitas hasil,” kata Sheila Timothy. Dengan Red Epic, Modus Anomali mampu mengambil gambar dengan teknik syuting panjang tak terputus (long take) dan mendapatkan gambar kualitas terbaik saat syuting malam hari. Kamera ini adalah kamera yang digunakan sineas Hollywood dalam Pirates of the Caribbean 4 “On Stranger Tides” dan Girl with the Dragon Tattoo.
Modus Anomali juga menyaring tiga peran di jaringan media sosial Twitter dan Facebook. Dari sini mereka mendapatkan Hannah Al Rashid, Izzi Isman dan Sadha Triyudha. “Saya pertama kali audisi di kamar mandi sama Joko,” tawa Hannah mengingat proses audisi yang aneh itu.
Film ini menerima kritik bervariasi. Ada yang menyukai. Ada yang mengatakan temponya terlalu lama. Namun menurut saya penonton bisa menggunakan tempo lambat ini untuk mengamati dan mengingat setiap detil cerita untuk mencari tahu hasil akhirnya. Sebelum tayang di Indonesia, Modus Anomali telah menghibur pencinta film di Austin Texas Amerika Serikat dalam festival film dan musik terbesar di negara paman Sam, South by Southwest SXSW. Kini giliran pencinta film di Indonesia menikmatinya. Just sit back, relax dan enjoy the long and windy ride.
IMDB: http://www.imdb.com/title/tt2182019/
Deluxe Symphony
Deluxe Symphony 8 April 2012, 22.00-24.00
Deluxe Symphony adalah acara hiburan musik terbaru Metro TV yang hadir satu bulan sekali. Deluxe Symphony mennghadirkan kolaborasi the Original One Andi Rianto dengan sejumlah musisi papan atas Indonesia. Mereka di antaranya: Titi DJ, Yuni Shara, Vina Panduwinata, Mulan Jameela, Matthew Sayers dan Zahra Damariva. Aransemen Andi Rianto (@dudutna) yang dipersembahkan Magenta Orchestra mampu menciptakan lagu-lagu pop makin menyentuh. Performa favorit saya di antaranya Yuni Shara, Matthew Sayers, dan Titi DJ (@ti2dj). Yuni terlihat sangat cantik dengan kebaya merahnya menyanyikan “Ngga Ngerti” (Yovie Widianto) dan “Melati Suci (Guruh Soekarno Putra). Merdunya suara Yuni dan penghayatan super maksimal membuat saya meneteskan air mata. Sementara anak bimbingan Glenn Fredly, Matthew Sayers, juga tampil memukau. Ia membawakan Medley lagu-lagu hits Glenn dengan range suara yang akan membuat Anda menganga. Titi DJ mendapat kesempatan tampil paling akhir. Jika yang lain menyanyikan 3-4 lagu, Titi menyanyikan medley yang terdiri dari 11 lagu. Belasan lagu ini terangkai indah – dari satu lagu ke lagu lain, dari satu melodi ke lirik yang lain. “Latihannya dua minggu,” kata Titi. Menonton Deluxe Symphony membuat kita makin bangga dengan musik dan para musisi Indonesia.