“He’s still dead but he’s getting warmer.” Ia sudah mati tapi perilakunya semakin hangat. Itulah tagline film genre campuran Warm Bodies. Film ini berkisah tentang seorang zombie lelaki remaja R (Nicholas Hoult) yang mampu menyerap kenangan dengan memakan otak korbannya. Ketika memakan isi kepala Perry (Dave Franco), R jatuh hati kepada kekasih Perry, Julie (Teresa Palmer). Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Namun perjalanan cinta mereka tentunya tak mudah. Zombie mentarget manusia. Begitu juga sebaliknya. Ayah Julie sekaligus pemimpin pasukan pemberantas zombie, Kapten Grigio (John Malkovich) menganggap R seorang monster. Ketika dua insan jatuh cinta, pasti ingin bersama. Namun jika berada dalam dua dunia yang jelas berbeda — Julie yang hidup dan R yang mati — lantas bagaimana mereka bisa bersatu selamanya? Nah inilah peran Anda untuk mencari tahu.
Film bergenre drama, horor, komedi dan romansa ini memiliki tempo yang tidak terlalu cepat terutama di awal. Ini efektif untuk membiarkan penonton menikmati perasaan menggoda dan menggelitik antara R dan Julie. Lagu dengan melodi bernuansa 80an mengiringi awal kisah cinta mereka, seakan membawa kita ke film percintaan remaja di era itu. Unsur Romeo dan Juliette pun hadir dalam film ini namun dalam konteks yang lebih kini. Bergenre campuran, Warm Bodies memberikan pengalaman menonton yang membuat kita ingin memeluk orang kita cinta, tertawa pada humor segar dan ringan yang hadir dalam dialog antar karakter, dan tegang pada petualangan kedua sejoli yang selalu ketakutan kehilangan satu sama lain karena perang antara tiga “suku” – manusia, zombie, dan zombie tengkorak.
Film ini mungkin sekilas memiliki tema dan pilihan karakter yang mirip dengan Twilight yang menghadirkan kisah cinta antara seorang vampir dan anak manusia. Pemilihan wajah aktor Warm Bodies pun mirip dengan para pelakon Twilight (coba perhatikan kemiripan wajah Teresa Palmer dan Kristen Stewart, deh). Namun dari segi jalan cerita dan akting, Warm Bodies menang.
Tempo, jalan cerita, akting adalah beberapa aspek penting dalam sebuah film. Namun yang paling menarik dari besutan Jonathan Levine (50/50, The Wackness) adalah pesan film ini: cinta bisa menghidupkan kembali hati yang telah mati. Ini tentunya kontekstual dengan kehidupan kita sebagai manusia. Manusia pasti hatinya pernah remuk, hancur bahkan “mati”. Namun cinta mampu mengembalikan senyuman, membangkitkan kembali semangat hidup, dan kembali menyebar cinta kepada sesama — baik itu cinta platonis maupun cinta romantis.
Film ini mengeksplor tema cinta dalam berbagai jenis dan lapis. Mulai dari cinta antara dua insan; cinta yang mendamaikan pihak-pihak yang berseteru dalam perang; dan cinta yang menghadirkan kehidupan manusia yang berdampingan tanpa segregasi. Ketika tembok prasangka runtuh, kita mampu melihat seorang atau sekelompok orang lebih dari sekedar kulit luar. Dan ketika ada pengertian yang tulus di antara kita, kedamaian lahir.
Love is the cure for the most horrible things that could happen in this world. Cinta adalah obat penawar termanjur segala sesuatu yang buruk yang bisa terjadi di dunia ini. Warm Bodies mengusung pesan ini dalam film yang mudah kita cerna dan menghibur.
Warm Bodies can definitely ressurect the warmth in all of us.
Sutradara: Jonathan Levine (50/50, The Wackness) | Genre: Drama, Horor, Komedi, Romansa | Rating: Remaja | Durasi: 98 menit | Aktor: Nicholas Hoult, Teresa Palmer, John Malkovich.